Dinding Gipsum Lebih Aman saat Gempa

Tips

Benarkah dinding gipsum lebih aman saat gempa?

KOMPAS.com - Material nonstruktural sebenarnya tidak boleh diabaikan. Pasalnya, saat gempa bumi terjadi, material ini lebih dulu terjatuh dan bisa menimpa penghuni rumah.

"Bila material nonstruktur diabaikan bisa mengakibatkan kejadian fatal atau kecelakaan di dalam bangunan," kata Vivi Satria Wibawa, Strategy and VAP Manager PT Petrojaya BORAL Plasterboard kepadaKompas.com, di Jakarta, Kamis (11/4/2012).

Saat gempa terjadi, lanjutnya, justru material nonstruktural seperti plafon atau penyekat akan berjatuhan terlebih dahulu. Faktor ini, menjadi salah satu penyebab bertambahnya korban jiwa.

Muhammad Ferdi, Junior PM-Metal PT Petrojaya Boral Plasterboard mengatakan pihaknya mencoba menawarkan solusi lewat produk bernama Jayaboard Seismic Ceiling System yang tahan terhadap goncangan gempa.

"Titik awal kami saat kejadian gempa Padang tahun 2009. Sebagai perusahaan yang peduli masalah keamanan, serta bagian dari solusi bahwa produk kami dapat meminimalkan risiko guncangan gempa," jelasnya.

Dengan penyekat atau partisi dari gipsum, katanya, bisa meminimalkan risiko dari bahaya tertimpa material bangunan saat gempa berlangsung. Dalam pengujian, saat terjadi guncangan justru penyekat dari gipsum ini bertahan lebih lama ketimbang konstruksi dari batu bata.

Apabila diterapkan dalam bangunan kemudian terjadi gempa, risiko konstruksi batu bata lebih rawan kecelakaan. Sebagai ilustrasi, berat konstruksi batu bata 250 kilogram per meter persegi. Sementara, material gipsum beratnya maksimal 15 kilogram per meter persegi.

Selain partisi, produk teranyar Jayaboard lainnya adalah plafon. Keduanya telah diuji dengan standar internasional ASTM - 580, yakni suatu standar Internasional yang menguji sistem aplikasi dengan gipsum. Plafon dan partisi ini dibuat dengan sistem yang mengikuti arah gerakan serta guncangan gempa. Selain fleksibel, plafon dan partisi juga ringan sehingga tidak akan mencelakai penghuni rumah atau orang di dalam bangunan.

Print